Kamis, 23 Februari 2017

Contoh Karya Tulis Ilmiah SMAN 2 Sumedang 2016 - 2017


MENGANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
LARON


(KARYA TULIS ILMIAH)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Karya Tulis Ilmiah
Di SMA Negeri 2 Sumedang Tahun Ajaran 2016-2017

                                                               Nama       : Aep Saefuddin
                                                              Kelas        : XI - 6
                                                               NIS          :




DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 SUMEDANG
2017







LEMBAR PENGESAHAN

Menyetujui/Mengesahkan



               Pebimbing,



Nena Maemunah, S.pd
NIP. 19660627989032003




                                                                         Mengetahui,

Wali Kelas,



Drs. Tatang Tutisna
NIP. 196605011995121002

  Kepala Sekolah,



                                      Dra.Hj.Illah Darmilah,       M.Si
NIP. 195806192982032003















ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “MENGANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN LARON”, untuk bertujuan mengetahui lebih dalam, tentang permasalahan seputar kehidupan laron dan untuk memberi manfaat bagi pembaca. Khususnya bagi warga SMAN 2 Sumedang, maupun masayarakat sumedang pada umumnya. Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah dengan melakukan Studi Pustaka. Penulis mencarireferensi dari buku dan media internet yang terkait dengan judul, Tidak hanya itu, untuk memperkuat penelitian ini, penulis juga melakukan pengamatan secara langsung dengan beberapa hewan laron di daerah kabupaten sumedang. Penulis mengetahui bahwa banyak dari ribuan laron yang hidup di muka bumi, pasti pembaca mungkin muncul berbagai pertanyaan di benak hati anda.









KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yakni Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah, karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan penelitian ini berjudul “Menganalisis pertumtumbuhan dan perkembangan laron”. Tidak lupa shalawat serta salam kita curah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
            Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup memuaskan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.      Ibu Dra. Hj. Illah Darmilah, M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sumedang.
2.      Ibu Nena Maemunah, S.pd selaku guru pembimbing yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
3.      Pak Drs. Tatang Tutisna, selaku wali kelas yang telah membantu membimbing penulis selama penyusunan karya ilmiah ini.
4.      Pak Safrudin, S.Pd, sebagai Guru Bahasa Indonesia yang telah membantu membimbing penulis selama penyusunan karya ilmiah ini.
5.      Guru-guru SMA Negeri 2 Sumedang yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6.      Orang tua dan keluarga tercinta yang banyak memberikan Semangat dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
7.      Rekan –rekan serta kepada semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Dapat mengetahui permasalahan tentang kehidupan laron adalah  merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi orang yang memiliki rasa cepat - cepat ingin tahu. Melalui Karya Tulis Ilmiah inilah, salah  satu  sarana media cetak yang dapat memudahkan bagi pembaca tanpa harus bingung  mencari lagi kemana - mana, tentang permasalahan laron.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang besifat positif dan membangun demi kesempurnaan penulisan karya ilmiah. Harapan penulis, semoga dapat memberikan banyak manfaat maupun inspirasi khususnya bagi  penulis, umumnya bagi pembaca.
                                                                                           
                                                                                    Sumedang, Desember 2016

                                                                                    Penulis,









DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. vii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang.........................................................................................................1
1.2  Perumusan masalah.................................................................................................2
1.3  Tujuan penelitian.....................................................................................................2
1.4  Manfaat penelitian...................................................................................................2
1.5  Sistematika penulisan..............................................................................................2

BAB II KAJIANTEORI
2.1  Pengertian petumbuhan dan perkembangan...........................................................3
2.2  Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan....................3
2.3  Definisi hewan laron...............................................................................................5
2.4  Siklus hidup laron...................................................................................................6

BAB III METODOLOGI
3.1  Metode penelitian....................................................................................................9
3.2  Instrumen penelitian................................................................................................9
3.3  Waktu dan penelitian..............................................................................................10
3.4  Langkah kerja.........................................................................................................10

BAB IV PEMBAHASAN
4.1  Hasil penelitian.......................................................................................................11
4.2  Pembahasan............................................................................................................12

BAB V PENUTUP
5.1  Kesimpulan.............................................................................................................14
5.2  Saran.......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN






DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 : Kasta pekerja.........................................................................................................6
Gambar 2.2 : Kasta Prajurit.........................................................................................................7
Gambar 2.3 : Kasta reproduktif (Laton\Alates)...........................................................................8










BAB I
PENDAHULUAN


1.1      Latar Belakang
Pada saat memasuki musim penghujan, sering kali muncul binatang yang sering akrab dipanggil laron. Rayap bersayap ini cukup mengganggu bagi kehidupan manusia, karena laron muncul dalam jumlah banyak dan mengerumuni lampu bangunan - bangunan yang tidak jauh dari tempat sarangnya tinggal. Bagi anda yang belum mengenal laron, mungkin muncul berbagai pertanyaan di benak hati anda.
Terdapat banyak sekali makhluk hidup yang ada di dunia ini salah satunya adalah serangga. Serangga merupakan makhluk hidup dari kelompok hewan invertebrata kelas insekta, yang mempunyai jumlah banyak dibandingkan dengan jumlah kehidupan lainnya.
Serangga dapat hidup di mana - mana, misalnya : di rumput, pohon, tanah, daun, rumah , bebatuan dan di tempat – tempat lainnya. Adapun serangga yang dapat terbang, ada yang berjalan, ada yang berenang dan sebagainya. Hanya lautlah yang tidak dapat ditempati oleh berbagai serangga manapun. Serangga terdapat di habitat muka bumi ini, bahkan tidak disangka – sangka kita sering menjumpai banyak serangga di dalam kehidupan sehari - hari.
Ketika malam menjelang awal musim penghujan, kita seringkali temui cahaya lampu di bangunan yang dikerumuni oleh serangga, konon serangga ini indentik biasanya hanya diberikan umur 1 hari  saja. Laron merupakan serangga yang biasa saja, atau justru dianggap merusak karena sebelum menjadi laron, mereka adalah rayap yang bersarang dan memakan kayu beserta perabot rumah tangga yang terbuat dari kayu. Hidup dalam koloni di dalam lubang di bawah permukaan tanah dan tidak terbatas letak geografis hutan, desa atau kota di manapun rayap selalu ada karena sudah disebutkan tadi bahwa rayap adalah bagian dari ekosistem kehidupan punya tugas sebagai pengurai karbon yang berasal dari kayu-kayu mati termasuk bahan bangunan.
Rayap bersayap ini muncul secara tiba - tiba dengan jumlah yang terbilang cukup banyak. Hal itu membuat hampir setiap orang merasa terganggu, mereka yang merasa terganggu biasanya segera mematikan lampu. Ketika lampu sudah dimatikan, ternyata laron - laron tersebut akan mencari, dimana masih terdapat cahaya lampu. Pada dasarnya laron suka dengan cahaya pada malam hari, padahal seperti yang kita ketahui cahaya yang lebih banyak terdapat pada siang hari.


1.2     Perumusan Masalah
Dengan demikian yang menjadi pokok masalah adalah sebagai berikut :
1.2.1        Kenapa laron hanya muncul pada saat musim penghujan?
1.2.2        Mengapa laron suka terhadap cahaya lampu pada malam hari?
1.2.3        Hukum memakan laron menurut ajaran islam?

1.3      Tujuan Penelitian
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu tugas di SMA Negeri 2 Sumedang. Selain itu penyusunan karya tulis ini juga bertujuan untuk hal – hal di bawah ini.
           1.3.1        Menambah wawasan pengetahuan mengenai kehidupan hewan  laron.
           1.3.2        Mengetahui bagaimana agar terhindar dari makanan halal dan haram.
           1.3.3        Mengetahui perkembangan dan pertumbuhan hewan laron.

1.4    Manfaat Penelitian
Dengan adanya penulisan Karya Tulis ini penulis berharap agar manfaat yang dapat diambil, dan adapun manfaat tersebut diantaranya, sebagai berikut:
            1.4.1        Menambah wawasan dan pengalaman yang lebih luas kepada penulis.
            1.4.2        Mengenal pertumbuhan dan perkembangan kehidupan laron.
            1.4.3        Membiasakan keterampilan menulis laporan melalui prosedur penulisan karya ilmiah ini dengan tepat dan benar.

1.5      Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, pengertian pertumbuhan dan perkembangan, faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, definisi hewan laron, siklus hidup laron.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN, metode penelitian, instrumen penelitian, waktu dan penelitian, Langkah kerja.
BAB IV PEMBAHASAN,Musim penghujan,Pengaruh cahaya lampu, Laron menurut agama islam.
BAB V PENUTUP, Kesimpulan, Saran.










BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1    Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan. Contohnya adalah pertumbuhan pada hewan dapat di lihat dengan adanya perubahan tinggi batang, menghitung jumlah daun, jumlah bunga, dll.
Perkembangan adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tetapi dapat di amati dengan mata telanjang. Proses perkembangan dapat di lihat dengan terbentuknya organ-organ perkembangbiakan seperti munculnya bunga pada tumbuhan yang kemudian di ikuti oleh buah atau umbi, dll.

2.2    Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Seperti halnya pertumbuhan pada tanaman, ternyata pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dipengaruhi juga oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan antara lain adalah makanan, air, aktivitas tubuh dan oksigen.

a. Faktor Genetik
Gen merupakan faktor yang sangat menentukan pertumbuhan organisme karena gen adalah penentu pola dasar pertumbuhan. Tinggi badan, warna kulit, warna bulu atau rambut dan semua ciri tubuh ditentukan oleh gen-gen pada sel tubuh makhluk hidup. Walaupun ekspresi gen dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi pengaruh faktor genetik pada umumnya lebih kuat.

b. Hormon
Pertumbuhan larva pada proses metamorfosis dikontrol oleh hormon. Beberapa faktor luar yang ikut memengaruhi pertumbuhan serangga seperti perubahan suplai makanan atau perubahan cahaya dan suhu akan memacu otak untuk mengeluarkan hormon. Keadaan menyebabkan dikeluarkannya hormon ekdison dengan konsentrasi tinggi. Hasil kerja hormon – hormon itu ialah pertumbuhan larva menjadi larva dewasa kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi serangga dewasa.
Hormon yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan hewan mamalia termasuk dalam manusia adalah hormon somatotropin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Kekurangan hormon hifosis akan mengakibatkan kekerdilan, sedangkan apabila kelebihan hormon akan menyebabkan gigantisme yaitu pertumbuhan seperti raraksa.
Pertumbuhan dan perkembangan Larva hewan amfibi dari katak dewasa dipengaruhi oleh hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar Java tiroid. apabila hormon tiroksin diberikan pada seekor kecebong kecil, maka kecebong akan mengalami metamorfosis dini menjadi katak kerdil. Sebaliknya, apabila kelenjar tiroid pada berudu diambil, proses metamorfosis tidak akan terjadi, kecebong tetap sebagai kecebong dengan ukuran tubuh lebih besar.

c. Makanan
Makanan bergizi mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi untuk makhluk hidup melakukan aktivitas hidupnya termasuk proses pertumbuhan. Protein adalah bahan utama membangun tubuh hewan. Pada masa pertumbuhan, hewan membutuhkan lebih banyak protein daripada hewan dewasa. 
Lemak diperlukan sebagai cadangan sumber energi penyusun bagian – bagian sel tertentu, pelarut vitamin dan zat lainnya serat pelindung alat-alat tubuh. Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam bentuk unsur atau senyawa untuk menjalankan berbagai fungsi. Vitamin sangat berfungsi sebagai zat pengatur untuk pertahanan tubuh dan memacu produktivitas.
Air merupakan penyusun utama tubuh makhluk hidup. Tubuh hewan dan manusia sebagian besar tersusun oleh air. Oleh karena itu, pertumbuhan semua makhluk hidup juga dipengaruhi oleh adanya air. Air merupakan penyusun utama protoplasma dan sebagai pelarut zat makanan sehingga mempercepat reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh. Reaksi-reaksi kimia dalam tubuh berfungsi untuk menghasilkan energi yang diperlukan dalam melaksanakan aktivitas tubuh termasuk pertumbuhan yang meliputi pembentukan sel-sel baru dan memperbaiki jaringan.

e. Aktivitas
 Tubuh
Pertumbuhan hewan dan manusia juga dipengaruhi oleh aktivitas tubuh. Contohnya, otot yang dilatih dapat tumbuh menjadi besar dan kuat. Olahraga secara teratur juga dapat meningkatkan pertumbuhan badan, karena kegiatan atau aktivitas tubuh lainnya dapat melancarkan peredaran darah dan metabolisme dalam tubuh. Dengan demikian, aktivitas tubuh akan mempengaruhi pada pertumbuhan.

f. Suhu
Ikan budidaya merupakan hewan yang sangat peka terhadap perubahan suhu yang mendadak. peningkatan atau penurunan suhu secara drastis dapat menyebabkan ikan menjadi stress. Hal itu ditunjukkan dengan cara melompat melompat ke atas permukaan air dan nafsu makan yang menurun Sehingga Pertumbuhan tubuh terganggu.
Secara umum, jenis kelamin hewan ditentukan oleh kromosom dari induk jantan. Namun, jenis kelamin penyusunan hewan reptilia lainnya ditentukan oleh suhu lingkungan selama pengeraman. Telur penyu yang mendapat suhu dingin selama 1 - 2 bulan di sarang pasir akan menetas sebagai hewan jantan. Sedangkan yang mendapat suhu hangat menjadi betina. Telur yang berada di dekat permukaan tanah yang cukup mendapatkan cahaya matahari biasanya menjadi penyu betina. Telur yang berada timbunan paling bawah akan menjadi penyu jantan.

g. Oksigen
Oksigen merupakan gas sangat penting bagi kehidupan. Makhluk hidup bernapas untuk mendapatkan oksigen. Oksigen diperlukan dalam proses oksidasi biologi untuk menghasilkan energi. Energi digunakan untuk menjalankan semua aktivitas tubuh termasuk pertumbuhan. 
Kandungan Oksigen yang terlalu larut dalam air juga mempengaruhi kehidupan hewan-hewan air. Oksigen yang diperlukan sebagai bahan utama penghasil energi berdifusi melalui insang bersama aliran air. Kandungan  Oksigen yang terlalu rendah dapat menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga pertumbuhannya akan terhambat.

2.3    Definisi Hewan Laron
Rayap adalah serangga sosial anggota infraordo Isoptera, bagian dari ordo  Blattodea (kecoa)yang dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia. Rayap memakan kayu perabotan atau kerangka rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi. Rayap masih berkerabat dengan semut, yang juga serangga sosial. Dalam bahasa Inggris, rayap disebut juga "semut putih" (white ant) karena kemiripan perilakunya.
Sebutan rayap sebetulnya mengacu pada hewannya secara umum, padahal terdapat beberapa bentuk berbeda yang dikenal, sebagaimana pada koloni semut atau lebah sosial. Dalam koloni, rayap tidak memiliki sayap. Namun, beberapa rayap dapat mencapai bentuk bersayap yang akan keluar dari sarangnya secara berbondong-bondong pada awal musim penghujan (sehingga seringkali menjadi pertanda perubahan ke musim penghujan) di petang hari dan beterbangan mendekati cahaya. Bentuk ini dikenal sebagai laron atau anai-anai.

2.4    Siklus Hidup Laron
Setiap makhluk hidup tentu mengalami pertumbuhan, begitu juga dengan rayap. Siklus hidup rayap atau proses pertumbuhan rayap dari telur menuju dewasa melalui metamorfosis, yaitu suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan.
Proses pertumbuhan rayap dari telur menuju dewasa melalui tiga tahap, yaitu: telur – nimfa (larva) – dewasa (imago). Karena tanpa melewati fase pupa atau chrysalis, rayap termasuk serangga dengan metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola). Rayap muda (larva/nimfa) yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, seperti sayap. Sayap akan muncul pada saat rayap dewasa (imago). Rayap muda (larva/nimfa)  menuju dewasa mengalami pertumbuhan berulang dan pergantian kulit (ekdisis), fase ini disebut fase Instar.
Saat pertama bertelur, betina mengeluarkan 4 - 15 butir telur berbentuk silindris, dengan bagian ujung yang membulat yang berwarna putih. Panjang telur bervariasi antara 1 - 1,5 mm. Telur akan menetas setelah berumur 8-11 hari. Setelah menetas dari telur, nimfa akan menjadi dewasa. Nimfa-nimfa yang sedang tumbuh akan diatur menjadi anggota kasta atau golongan oleh ratu.
Di dalam setiap koloni rayap terdapat tiga kasta atau golongan yang memiliki bentuk yang berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing, yaitu: 

a.     Kasta Pekerja

Gambar 2.1 : Kasta pekerja
Kasta Pekerja dapat disebut sebagai “inti koloni rayap”, karena sekitar 80-90% anggota koloni rayap terdiri dari kasta pekerja. Tugas mereka mencari dan menyimpan makanan, merawat induk dan larva, membangun dan memperbaiki sarang. Rayap pekerja memiliki aktivitas paling tinggi baik di dalam sarang maupun di luar sarang. Rayap inilah yang menyebabkan kerusakan jenis tanaman, kayu, mebel, dan bahan berselulosa lainnya.
Kasta pekerja umumnya berwarna pucat dengan kutikula hanya sedikit mengalami penebalan sehingga tampak menyerupai nimfa. Umur kasta pekerja dapat mencapai 19 - 24 bulan.

b.   Kasta Prajurit

Gambar 2.2 : Kasta Prajurit

Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar karena penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh dalam rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya. Kasta ini bertugas menjaga sarang dan keseluruhan koloni. Rayap jenis ini memiliki rahang yang besar sehingga mereka tidak bisa makan sendiri, mereka bergantung pada rayap pekerja untuk menyuapi mereka makanan. Berdasarkan bentuk dari kasta prajuritnya, rayap dapat dibedakan atas 2 kelompok, yaitu Tipe Mandibulate dan Tipe Nasuti. Pada tipe mandibulate prajurit-prajurit mempunyai rahang (mandibel) yang kuat dan besar tanpa rostum, sedangkan tipe nasuti mempunyai rostum yang panjang tapi mandibelnya kecil.
Rayap prajurit mampu menyerang musuh dengan mandibel yang dapat menusuk, mengiris, dan menjepit. Kasta  prajurit dari spesies Coptotermes dapat menyemprotkan cairan berwarna putih susu dari lubang kecil pada kepalanya (frontal gland), yang bersifat racun bagi musuh alami. Rayap prajurit dan rayap pekerja sama-sama tidak memiliki mata dan biasanya hidup maksimal dua tahun

c.     Kasta Reproduktif (Laron/Alates)
Gambar 2.3 : Kasta reproduktif (Laton\Alates)

Rayap reproduksi (Laron/Alates) memiliki mata yang tidak dimiliki oleh rayap pekerja atau rayap prajurit. Rayap-rayap ini mempunyai sayap yang diperlukan untuk berpindah tempat untuk membangun koloni baru, dua pasang sayap dengan ukuran sama akan muncul dari punggung mereka. Karena hal inilah rayap diklasifikasikan dalam ordo Isoptera ( iso = sama dan pteron = sayap).
Laron adalah calon raja dan ratu koloni baru nantinya. Sayap mereka sangat rapuh dan akan segera rontok begitu mereka telah menemukan pasangan dan mencari tempat untuk membangun koloni baru. Jika telah menjadi ratu, tubuh laron betina akan mengalami obesitas, karena tujuan hidupnya hingga mati adalah bertelur untuk koloni.
Ratu rayap dapat memproduksi telur setiap tiga detik, siang dan malam sekitar 30.000 telur setiap harinya. Ratu rayap merupakan serangga dengan umur terpanjang di dunia, karena dapat hidup 15-25 tahun pada kondisi ideal. Kebanyakan serangga hanya hidup dalaman hitungan bulan atau hari, bahkan lalat capung (mayfly) yang merupakan serangga dengan umur terpendek di dunia hanya hidup dalam hitungan jam.
Perkembangan hidup rayap sebagian besar diatur dalam koloni dan terisolir dari pengaruh nimfa sesuai dengan kebutuhan koloni. Biasanya koloni yang sedang bertumbuh subur memiliki pekerja yang sangat banyak dengan jumlah prajurit yang sedikit (kurang lebih 2-4 persen). Sedangkan koloni yang mengalami banyak gangguan, misalnya karena terdapat banyak semut disekitarnya akan membentuk lebih banyak prajurit (7-10 persen), karena diperlukan untuk mempertahankan sarang.









BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1  Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam teknik penyusunan karya tulis ini,tepatnya selama penulis melakukan penelitian, yaitu :
3.1.1  Metode Observasi
Metode observasi atau pengamatan adalah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data, bisa dengan wawancara langsung, bisa dengan pengamatan ke obyek dari percobaan yang dilakukan atau pada obyek survei. Metode ini harus ditetapkan menggunakan apa yang paling tepat untuk sebuah penelitian atau survei suatu obyek masalah yang akan ditulis atau diteliti.

3.1.2  Metode Literatur
Study literature (kajian pustaka) merupakan penelusuran literatur yang bersumber dari buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan penelitian. Salah satu sumber acuan di mana peneliti dapat menggunakannya sebagai penunjuk informasi dalam menelusuri bahan bacaan adalah dengan menggunakan buku referensi.
3.2  Instrumen Penelitian
       Dalam proses penelitian penulis membutuhkan sampel dan bahan yang dibutuhkan diantaranya, yaitu :
3.2.1  Sampel
Dari populasi beribu – ribu hewan laron, yang diambil hanya sebagian saja.

3.2.2    Alat dan Bahan
             a.Alat tulis
             b. Lampu
             c. Buku tulis
             d. Stopwacth 
             e. Kamera digital
             f. Tanah
             g. Alat yang diperlukan

3.3    Waktu Penelitian
            Waktu penelitian         :Rabu - sabtu, 7 -10 Desember 2016
            Tempat penelitian        :1. Halaman depan rumah
                                                  2. Halaman SMAN 2 Sumedang
  
           3.4  Langkah Kerja
Langkah – langkah penulis melakukan penulisan penelitian:
1.    Menentukan jadwal untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan laron
2.    Mengamati gerak hewan laron
3.    Menghitung waktu lamanya hewan laron terhadap pengaruh cahaya lampu hingga jatuh
4.    Mencatat waktu yang diperlukan hewan laron terhadap pengaruh cahaya lampu hingga jatuh









BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1  Hasil Penelitian
4.1.1  Pertumbuhan Laron Saat Musim Penghujan
Ketika hujan turun, air hujan membasahi tanah dan membuatnya menjadi lembab. Karena udara di dalam tanah menjadi lembab, maka rayap-rayap bersayap alias laron beterbangan keluar mencari cahaya dan kehangatan. Laron-laron ini punya misi untuk mencari pasangannya.
4.1.2  Pertumbuhan Laron Terhadap Pengaruh Cahaya Lampu
Laron ini, akan keluar dari sarang mereka secara bergerombol dari dalam tanah ketika suhu udara menjadi lembab. Yang menjadi tujuan laron keluar, dari sarang di dalam tanahnya adalah untuk mencari sumber cahaya atau lampu dan untuk menghindari kondisi udara di dalam tanah yang lembab. Selain itu, laron juga mencari sumber cahaya untuk melakukan perkembangbiakan.
Tabel penelitian lamanya pertumbuhan laron terhadap pengaruh cahaya lampu, tepatnya pada malam hari.
percobaan
Waktu
Laron pertama
59 menit 8 detik
Laron kedua
58 menit 59 detik
Laron ketiga
58 menit 53 detik
Rata – rata 59 menit

4.1.3  Hukum Memakan Laron Menurut Ajaran Islam
Tentang laron itu sendiri. pertama-tama harus dilihat dulu penjelasan dari nash Al-Quran dan Al-Hadits sebagai sumber hukum yang pertama dan utama dalam Islam. Lalu menelaah keterangan dan pembahasan dari para ulama, mengenai binatang laron itu.
Dalam hal laron ada ulama yang mengqiyaskannya (menganalogikannya) dengan belalang karena struktur tubuhnya yang mirip, sementara belalang sudah jelas kehalalannya menurut Hadits Nabi SAW. Mengenai serangga, mayoritas ulama menyatakan bahwasanya serangga yang darahnya tidak mengalir “Maa laa daama lahu sailun” maka hukumnya suci. Namun apabila untuk dikonsumsi, ulama berbeda pendapat, sebagian membolehkannya dan sebagian lagi mengharamkannya.
4.2  Pembahasan
Musim hujan bisa dikatakan menjadi momen munculnya hewan-hewan tertentu, salah satunya laron. Laron biasanya muncul di musim hujan dan mengerumuni lampu atau cahaya. Mungkin tidak semua orang tahu kalau laron sebenarnya merupakan hewan yang sama dengan rayap. Laron merupakan fase dewasa dari kasta reproduktif rayap. Habitat rayap ada di dalam tanah, hewan ini termasuk hewan sosial yang hidupnya beramai-ramai dan membentuk koloni. Dalam dunia rayap, ada yang namanya kasta. Ada kasta reproduktif, kasta prajurit, dan kasta pekerja. Hampir sama seperti semut, dalam koloni rayap juga ada raja dan ratu rayap.
Ketika hujan turun, air hujan membasahi tanah dan membuatnya menjadi lembab. Karena udara di dalam tanah menjadi lembab, maka rayap-rayap bersayap alias laron beterbangan keluar mencari cahaya dan kehangatan. Laron-laron ini punya misi untuk mencari pasangannya. Nah, jika mereka berhasil menemukan pasangannya, maka sayap mereka akan lepas karena sudah tidak dibutuhkan lagi kemudian mereka akan menuju lubang tanah untuk berbulan madu. Pasangan laron ini akan membentuk koloni baru dan mereka menjadi raja dan ratu laron dalam koloni tersebut. Sedangkan yang gagal menemukan pasangannya di kerumunan cahaya lampu itu, akan segera mati ketika fajar menyingsing. Laron memang memiliki umur yang sangat pendek. Laron hanya berumur kurang lebih satu hari untuk mendapatkan pasangan kemudian melanjutkan fase hidupnya.

Disetiap lampu atau sumber cahaya pada waktu udara lembab pasti sekumpulan laron akan menggerombol mengelilingi sumber cahaya tersebut, namun pada saat sumber cahaya atau lampu dimatikan maka pada beberapa menit kemudian merka hilang tanpa sebab.
Yang menjadi tujuan laron keluar, dari sarang di dalam tanahnya adalah untuk mencari sumber cahaya atau lampu dan untuk menghindari kondisi udara di dalam tanah yang lembab. Selain itu, laron juga mencari sumber cahaya untuk melakukan perkembangbiakan.
Tidak cukup sampai disitu saja, ketika laron keluar secara bergerombol dari sarangnya di dalam tanah, mereka akan berdesak - desakan dengan tujuan menjadikan sayap mereka rapuh dan hampir patah. Saat koloni laron mengerubuni lampu, maka banyak sayap itu yang terlepas ke bawah. Sehingga kita sering menjumpai ada banyak sekali sayap - sayap laron dilantai rumah.
Di Negara tropis seperti Indonesia terdapat dua musim, kemarau dan hujan. Di beberapa tempat di  Indonesia ketika musim hujan kadang muncul banyak serangga laron. Sebagian penduduk desa pun memanfaatkannya sebagai sumber pangan karena laron dianggap mengandung protein yang tinggi.
Kandungan gizi yang tinggi dalam makanan tidak semata - mata menetapkan kehalalan makanan tersebut. Kalau ia termasuk hewan yang diharamkan, maka tentu tidak boleh dimakan. Sehingga karenanya, kalau dikonsumsi, walaupun dinyatakan memiliki kandungan gizi dan protein yang tinggi, serta baik untuk kesehatan, tetap terlarang. Sebagai muslim perlulah kita mengetahui kehalal-haramannya agar kita terhindar dari makanan yang haram.Akan tetapi dalam hal ini berlaku kaidah yang bersifat umum yaitu, apabila pengkonsumsiannya membahayakan manusia maka pengkonsumsiannya pun dilarang.
Selanjutnya, bagi orang yang awam, boleh saja menerima dan mengikuti pendapat dari para kyai, pimpinan agama dan ulama yang dikenalnya secara perorangan. Dalam hal ini tentu adalah ulama yang terpercaya dan diakui kredibilitasnya. Bukan hanya orang yang mengaku-aku ulama, tanpa ada track-recordnya, rekam jejaknya yang terpercaya. Namun pendapat dari orang yang lebih banyak, seperti ijma’ ulama, itu tentu lebih baik lagi. Seperti untuk konteks kita di Indonesia adalah pendapat atau fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama di Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Itu tentu lebih layak untuk diterima.









BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan penjelasan diatas, tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Laron , maka penulis mengambil kesimpulan :
1.    Laron atau yang dikenal sebagai White Ants, akan keluar secara bergerombol dari dalam tanah pada saat udara terasa lembab. selama musim hujan keadaan tanah menjadi lebih lembab daripada biasanya karena tanah menjadi basah. Udara disekitarnya pun menjadi lembab.
2.    Laron  keluar  secara bergerombol dari tanah  saat udara terasa lembab. Nah, selama musim hujan, keadaan tanah menjadi basah. Udara disekitarnya pun menjadi lembab.  saat itulah, mereka akan keluar dan mencari cahaya, dari cahaya lampu-lampu yang bersinar. Selain untuk menghindari udara lembab, laron mencari cahaya terang untuk melakukan proses perkembang biakan.

3.    "Segala sesuatu itu pada dasarnya mubah (boleh), kecuali ada dalil yang menghalalkan \ mengharamkannya. Dengan demikian menurut syariah, laron termasuk kategori yang didiamkan". Lebih jauh lagi Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat Drs. H. Sholahudin Al-Aiyubi, MSi, menafsirkan bahwa hal-hal yang didiamkan berarti dimaafkan. "Artinya, boleh atau halal hukumnya, kecuali kalau menjijikkan atau membahayakan," jelasnya.Ia menambahkan bahwa dalam hal ini berlaku kaidah hukum yang bersifat umum. Jika bermanfaat dan membawa kebaikan, maka diperbolehkan. Begitu juga sebaliknya, kalau berbahaya maka hukumnya menjadi haram. 

5.2  Saran
Berdasarkan pembahasan masalah yang ada diatas, disarankan bagi pembaca agar bisa melakukan, sebagai berikut :
1.      Diharapkan kepada para pembaca sekalian, agar setelah memahami materi yang kami sampaikan ini, pembaca dapat mengerti dan menambah ilmu serta wawasannya. Dengan dibentuknya Karya Ilmiah ini kami berharap kita semua dapat lebih menghargai seberapa pentingnya kehidupan laron
2.        makanlah produk atau bahan yang telah jelas kehalalannya. Jangan yang macam-macam, atau neko-neko, yang tidak jelas atau dianggap meragukan status kehalalannya. Karena makanan yang jelas halal itu masih sangat banyak tersedia di sekitar kita. Mengapa malah menyibukkan diri dengan yang meragukan, atau  yang syubhat. Sebab dikhawatirkan, yang syubhat itu akan mengakibatkan orang tergelincir pada yang haram.
3.        Walupun kecil dan kehadirannya menyebalkan tetapi dapat berguna juga. Oleh karena itu jangan memandang segala sesuatunya dari besar atau kecilnya, kita bisa melihat laron, dia kecil dan menyebalkan tetapi dia berguna sebagai bahan makanan kita. Dan yang terpenting Laron bisa menikmati hidupnya meskipun itu sungguh singkat.







DAFTAR PUSTAKA

http://dokterrayap.com/2014/09/06/siklus-hidup-rayap/
http://knowledgeandhistory.blogspot.co.id/2014/11/kenapa-laron-hanya-muncul-saat-musim.html
http://www.bukusekolah.org/2016/02/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan_18.html
http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/detil_page/48/2263
http://www.kamusq.com/2013/08/pertumbuhan-dan-perkembangan-adalah.html
http://www.wasiwa.com/2015/01/perhatikan-mengapa-laron-klas-insecta.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Rayap















L
A
M
P
I
R
A
N












hasil pertumbuhan laron terhadap cahaya lampu
hingga jatuh
Description: kafas 3.jpg

Laron pada saat keluar dari lubang sarangnya
Description: dsc_8861.jpg

Laron saat melepaskan sayap dan jatuh ke lantai
Description: Cara Mengusir Laron Tanpa Mematikan Lampu.jpg

Laron pada saat mengerumuni cahaya lampu
Description: 00 LARON.JPG

salah satu olahan makanan sebagai sumber pangan
Description: IMAG4470-750x422.jpg

Laron mati ketika fajar menyingsing yang gagal
menemukan pasangannya
Description: Laron.jpg

Cara membuat es krim

inilah video tata cara membuat es krim praktis tanpa menggunakan kulkas atau alat pendingin seperti kulkas atau semacamnya. cara ini menyesu...