MENGANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
LARON
(KARYA TULIS ILMIAH)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Karya Tulis Ilmiah
Di SMA Negeri 2 Sumedang Tahun Ajaran 2016-2017
Nama : Aep Saefuddin
Kelas : XI - 6
NIS :
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 SUMEDANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui/Mengesahkan
Pebimbing,
NIP. 19660627989032003
Mengetahui,
Wali
Kelas,
NIP.
196605011995121002
|
Kepala Sekolah,
Dra.Hj.Illah Darmilah, M.Si
|
NIP. 195806192982032003
|
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul
“MENGANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN LARON”, untuk bertujuan mengetahui lebih
dalam, tentang permasalahan seputar kehidupan laron dan untuk memberi manfaat
bagi pembaca. Khususnya bagi warga SMAN 2 Sumedang, maupun masayarakat sumedang
pada umumnya. Metode
yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah dengan melakukan Studi
Pustaka. Penulis mencarireferensi dari buku dan media internet yang terkait
dengan judul, Tidak hanya itu, untuk memperkuat penelitian
ini, penulis juga melakukan pengamatan secara langsung dengan
beberapa hewan laron di daerah kabupaten sumedang. Penulis mengetahui
bahwa banyak dari ribuan laron yang hidup di muka bumi, pasti pembaca
mungkin muncul berbagai pertanyaan di benak hati anda.
KATA
PENGANTAR
Puji serta syukur kita
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yakni Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya dan penelitian ini berjudul “Menganalisis pertumtumbuhan dan perkembangan laron”.
Tidak lupa shalawat
serta salam kita curah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Dalam penyusunan karya
ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup memuaskan.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Ibu Dra. Hj. Illah Darmilah, M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2
Sumedang.
2. Ibu Nena Maemunah, S.pd selaku guru
pembimbing yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan
kepada penulis.
3. Pak Drs. Tatang Tutisna, selaku wali kelas yang
telah membantu membimbing penulis selama penyusunan karya ilmiah ini.
4. Pak Safrudin, S.Pd, sebagai Guru
Bahasa Indonesia yang telah membantu membimbing penulis selama penyusunan karya
ilmiah ini.
5. Guru-guru
SMA Negeri 2 Sumedang yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran selama
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Orang
tua dan keluarga tercinta yang banyak memberikan Semangat dan dorongan serta
bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
7. Rekan
–rekan serta kepada semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan
informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Dapat mengetahui
permasalahan tentang kehidupan laron adalah
merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi orang yang memiliki rasa
cepat - cepat ingin tahu. Melalui Karya Tulis Ilmiah inilah, salah satu
sarana media cetak yang dapat memudahkan bagi pembaca tanpa harus
bingung mencari lagi kemana - mana,
tentang permasalahan laron.
Karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
belumlah sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
besifat positif dan membangun demi kesempurnaan penulisan karya ilmiah. Harapan
penulis, semoga dapat memberikan banyak manfaat maupun inspirasi khususnya
bagi penulis, umumnya bagi pembaca.
Sumedang,
Desember 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................
i
ABSTRAK ............................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ v
DAFTAR
GAMBAR .............................................................................................................. vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang.........................................................................................................1
1.2 Perumusan masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan penelitian.....................................................................................................2
1.4
Manfaat penelitian...................................................................................................2
1.5
Sistematika penulisan..............................................................................................2
BAB II KAJIANTEORI
2.1
Pengertian petumbuhan dan perkembangan...........................................................3
2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan....................3
2.3 Definisi
hewan laron...............................................................................................5
2.4 Siklus hidup laron...................................................................................................6
BAB III METODOLOGI
3.1
Metode penelitian....................................................................................................9
3.2 Instrumen penelitian................................................................................................9
3.3
Waktu dan penelitian..............................................................................................10
3.4
Langkah kerja.........................................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian.......................................................................................................11
4.2 Pembahasan............................................................................................................12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................14
5.2 Saran.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 2.1 : Kasta pekerja.........................................................................................................6
Gambar 2.2 : Kasta Prajurit.........................................................................................................7
Gambar 2.3 : Kasta reproduktif (Laton\Alates)...........................................................................8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada
saat memasuki musim penghujan, sering kali muncul binatang yang sering akrab
dipanggil laron. Rayap bersayap ini cukup mengganggu bagi kehidupan manusia,
karena laron muncul dalam jumlah banyak dan mengerumuni lampu bangunan -
bangunan yang tidak jauh dari tempat sarangnya tinggal. Bagi anda yang belum
mengenal laron, mungkin muncul berbagai pertanyaan di benak hati anda.
Terdapat banyak sekali
makhluk hidup yang ada di dunia ini salah satunya adalah serangga. Serangga
merupakan makhluk hidup dari kelompok hewan invertebrata kelas insekta, yang
mempunyai jumlah banyak dibandingkan dengan jumlah kehidupan lainnya.
Serangga dapat hidup di
mana - mana, misalnya : di rumput, pohon, tanah, daun, rumah , bebatuan dan di
tempat – tempat lainnya. Adapun serangga yang dapat terbang, ada yang berjalan,
ada yang berenang dan sebagainya. Hanya lautlah yang tidak dapat ditempati oleh
berbagai serangga manapun. Serangga terdapat di habitat muka bumi ini, bahkan
tidak disangka – sangka kita sering menjumpai banyak serangga di dalam
kehidupan sehari - hari.
Ketika malam menjelang
awal musim penghujan, kita seringkali temui cahaya lampu di bangunan yang
dikerumuni oleh serangga, konon
serangga ini indentik biasanya
hanya
diberikan umur 1 hari saja. Laron
merupakan serangga yang biasa saja, atau justru dianggap merusak karena sebelum
menjadi laron, mereka adalah rayap yang bersarang dan memakan kayu beserta
perabot rumah tangga yang terbuat dari kayu. Hidup dalam koloni di dalam lubang
di bawah permukaan tanah dan tidak terbatas letak geografis hutan, desa atau
kota di manapun rayap selalu ada karena sudah disebutkan tadi bahwa rayap adalah
bagian dari ekosistem kehidupan punya tugas sebagai pengurai karbon yang
berasal dari kayu-kayu mati termasuk bahan bangunan.
Rayap bersayap ini
muncul secara tiba - tiba dengan jumlah yang terbilang cukup banyak. Hal itu
membuat hampir setiap orang merasa terganggu, mereka yang merasa terganggu
biasanya segera mematikan lampu. Ketika lampu sudah dimatikan, ternyata laron -
laron tersebut akan mencari, dimana masih terdapat cahaya lampu. Pada dasarnya
laron suka dengan cahaya pada malam hari, padahal seperti yang kita ketahui
cahaya yang lebih banyak terdapat pada siang hari.
1.2
Perumusan
Masalah
Dengan demikian yang
menjadi pokok masalah adalah sebagai berikut :
1.2.1
Kenapa laron hanya muncul pada saat
musim penghujan?
1.2.2
Mengapa laron suka terhadap cahaya lampu pada malam hari?
1.2.3
Hukum memakan laron menurut ajaran islam?
1.3 Tujuan Penelitian
Penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu tugas di SMA
Negeri 2 Sumedang. Selain itu penyusunan karya tulis ini juga bertujuan untuk
hal – hal di bawah ini.
1.3.1 Menambah wawasan pengetahuan mengenai
kehidupan hewan laron.
1.3.2
Mengetahui
bagaimana agar terhindar dari makanan halal dan haram.
1.3.3
Mengetahui
perkembangan dan pertumbuhan hewan laron.
1.4
Manfaat
Penelitian
Dengan adanya penulisan Karya Tulis ini penulis
berharap agar manfaat yang dapat diambil, dan adapun manfaat tersebut
diantaranya, sebagai berikut:
1.4.1
Menambah wawasan dan pengalaman yang
lebih luas kepada penulis.
1.4.2
Mengenal pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
laron.
1.4.3
Membiasakan keterampilan menulis laporan melalui prosedur
penulisan karya ilmiah ini dengan tepat dan benar.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, pengertian
pertumbuhan dan perkembangan, faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, definisi
hewan laron, siklus
hidup laron.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN, metode
penelitian, instrumen
penelitian, waktu
dan penelitian, Langkah
kerja.
BAB IV PEMBAHASAN,Musim
penghujan,Pengaruh cahaya lampu, Laron menurut agama islam.
BAB V PENUTUP, Kesimpulan, Saran.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah
proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat irreversible (tidak
dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat
adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif
karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi
pada makhluk hidup yang bersangkutan. Contohnya adalah pertumbuhan pada hewan
dapat di lihat dengan adanya perubahan tinggi batang, menghitung jumlah daun,
jumlah bunga, dll.
Perkembangan adalah
suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat
kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tetapi dapat di amati dengan mata
telanjang. Proses perkembangan dapat di lihat dengan terbentuknya organ-organ
perkembangbiakan seperti munculnya bunga pada tumbuhan yang kemudian di ikuti
oleh buah atau umbi, dll.
2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Seperti halnya
pertumbuhan pada tanaman, ternyata pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dipengaruhi juga
oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan
antara lain adalah makanan, air, aktivitas tubuh dan oksigen.
a. Faktor Genetik
Gen merupakan faktor yang
sangat menentukan pertumbuhan organisme karena gen adalah penentu pola dasar
pertumbuhan. Tinggi badan, warna kulit, warna bulu atau rambut dan semua ciri
tubuh ditentukan oleh gen-gen pada sel tubuh makhluk hidup. Walaupun ekspresi
gen dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi pengaruh faktor genetik pada umumnya lebih
kuat.
b. Hormon
Pertumbuhan
larva pada proses metamorfosis dikontrol oleh hormon. Beberapa faktor luar yang
ikut memengaruhi pertumbuhan serangga seperti perubahan suplai makanan atau
perubahan cahaya dan suhu akan memacu otak untuk mengeluarkan hormon. Keadaan
menyebabkan dikeluarkannya hormon ekdison dengan konsentrasi tinggi. Hasil
kerja hormon – hormon itu ialah pertumbuhan larva menjadi larva dewasa kemudian
menjadi kepompong dan akhirnya menjadi serangga dewasa.
Hormon yang paling
berpengaruh terhadap pertumbuhan hewan mamalia termasuk dalam manusia adalah
hormon somatotropin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Kekurangan
hormon hifosis akan mengakibatkan kekerdilan, sedangkan apabila kelebihan
hormon akan menyebabkan gigantisme yaitu pertumbuhan seperti raraksa.
Pertumbuhan dan perkembangan Larva hewan amfibi dari katak
dewasa dipengaruhi oleh hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar Java
tiroid. apabila hormon tiroksin diberikan pada seekor kecebong kecil, maka
kecebong akan mengalami metamorfosis dini menjadi katak kerdil. Sebaliknya,
apabila kelenjar tiroid pada berudu diambil, proses metamorfosis tidak akan
terjadi, kecebong tetap sebagai kecebong dengan ukuran tubuh lebih besar.
c. Makanan
Makanan bergizi mengandung
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Karbohidrat berfungsi sebagai
sumber energi untuk makhluk hidup melakukan aktivitas hidupnya termasuk proses
pertumbuhan. Protein adalah bahan utama membangun tubuh hewan. Pada masa
pertumbuhan, hewan membutuhkan lebih banyak protein daripada hewan
dewasa.
Lemak diperlukan sebagai
cadangan sumber energi penyusun bagian – bagian sel tertentu, pelarut vitamin
dan zat lainnya serat pelindung alat-alat tubuh. Mineral sangat dibutuhkan oleh
tubuh dalam bentuk unsur atau senyawa untuk menjalankan berbagai fungsi.
Vitamin sangat berfungsi sebagai zat pengatur untuk pertahanan tubuh dan memacu
produktivitas.
Air merupakan penyusun
utama tubuh makhluk hidup. Tubuh hewan dan manusia sebagian besar tersusun oleh
air. Oleh karena itu, pertumbuhan semua makhluk hidup juga dipengaruhi oleh
adanya air. Air merupakan penyusun utama protoplasma dan sebagai pelarut zat
makanan sehingga mempercepat reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh.
Reaksi-reaksi kimia dalam tubuh berfungsi untuk menghasilkan energi yang
diperlukan dalam melaksanakan aktivitas tubuh termasuk pertumbuhan yang
meliputi pembentukan sel-sel baru dan memperbaiki jaringan.
e. Aktivitas Tubuh
Pertumbuhan hewan dan
manusia juga dipengaruhi oleh aktivitas tubuh. Contohnya, otot yang dilatih
dapat tumbuh menjadi besar dan kuat. Olahraga secara teratur juga dapat
meningkatkan pertumbuhan badan, karena kegiatan atau aktivitas tubuh lainnya
dapat melancarkan peredaran darah dan metabolisme dalam tubuh. Dengan demikian,
aktivitas tubuh akan mempengaruhi pada pertumbuhan.
f. Suhu
Ikan
budidaya merupakan hewan yang sangat peka terhadap perubahan suhu yang
mendadak. peningkatan atau penurunan suhu secara drastis dapat menyebabkan ikan
menjadi stress. Hal itu ditunjukkan dengan cara melompat melompat ke atas
permukaan air dan nafsu makan yang menurun Sehingga Pertumbuhan tubuh
terganggu.
Secara
umum, jenis kelamin hewan ditentukan oleh kromosom dari induk jantan. Namun,
jenis kelamin penyusunan hewan reptilia lainnya ditentukan oleh suhu lingkungan
selama pengeraman. Telur penyu yang mendapat suhu dingin selama 1 - 2 bulan di
sarang pasir akan menetas sebagai hewan jantan. Sedangkan yang mendapat suhu
hangat menjadi betina. Telur yang berada di dekat permukaan tanah yang cukup
mendapatkan cahaya matahari biasanya menjadi penyu betina. Telur yang berada
timbunan paling bawah akan menjadi penyu jantan.
g. Oksigen
Oksigen merupakan gas
sangat penting bagi kehidupan. Makhluk hidup bernapas untuk mendapatkan
oksigen. Oksigen diperlukan dalam proses oksidasi biologi untuk menghasilkan
energi. Energi digunakan untuk menjalankan semua aktivitas tubuh termasuk
pertumbuhan.
Kandungan Oksigen yang
terlalu larut dalam air juga mempengaruhi kehidupan hewan-hewan air. Oksigen
yang diperlukan sebagai bahan utama penghasil energi berdifusi melalui insang
bersama aliran air. Kandungan Oksigen yang terlalu rendah dapat
menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga pertumbuhannya akan terhambat.
2.3
Definisi Hewan
Laron
Rayap adalah serangga
sosial anggota infraordo Isoptera,
bagian dari ordo Blattodea (kecoa)yang
dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia. Rayap memakan kayu perabotan atau kerangka rumah
sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi. Rayap masih berkerabat
dengan semut, yang juga serangga sosial. Dalam bahasa Inggris,
rayap disebut juga "semut putih"
(white ant) karena kemiripan perilakunya.
Sebutan rayap
sebetulnya mengacu pada hewannya secara umum, padahal terdapat beberapa bentuk
berbeda yang dikenal, sebagaimana pada koloni semut
atau lebah sosial. Dalam koloni, rayap tidak memiliki sayap.
Namun, beberapa rayap dapat mencapai bentuk bersayap yang akan keluar dari
sarangnya secara berbondong-bondong pada awal musim
penghujan (sehingga seringkali menjadi pertanda perubahan ke musim penghujan)
di petang hari dan beterbangan mendekati cahaya. Bentuk ini dikenal
sebagai laron atau anai-anai.
2.4 Siklus
Hidup Laron
Setiap makhluk hidup
tentu mengalami pertumbuhan, begitu juga dengan rayap. Siklus
hidup rayap atau proses pertumbuhan rayap dari telur menuju dewasa
melalui metamorfosis, yaitu suatu
proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan
fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan.
Proses pertumbuhan
rayap dari telur menuju dewasa melalui tiga tahap, yaitu: telur – nimfa
(larva) – dewasa (imago). Karena tanpa melewati fase pupa atau chrysalis, rayap
termasuk serangga dengan metamorfosis tidak sempurna
(Hemimetabola). Rayap muda (larva/nimfa) yang menetas mirip dengan
induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, seperti sayap. Sayap akan
muncul pada saat rayap dewasa (imago). Rayap muda (larva/nimfa) menuju
dewasa mengalami pertumbuhan berulang dan pergantian kulit (ekdisis), fase ini
disebut fase Instar.
Saat pertama bertelur,
betina mengeluarkan 4 - 15 butir telur berbentuk silindris, dengan bagian ujung
yang membulat yang berwarna putih. Panjang telur bervariasi antara 1 - 1,5 mm.
Telur akan menetas setelah berumur 8-11 hari. Setelah menetas dari telur, nimfa akan menjadi dewasa.
Nimfa-nimfa yang sedang tumbuh akan diatur menjadi anggota kasta atau golongan
oleh ratu.
Di dalam setiap koloni
rayap terdapat tiga kasta atau golongan yang memiliki bentuk yang berbeda
sesuai dengan fungsinya masing-masing, yaitu:
a.
Kasta Pekerja
Gambar 2.1 : Kasta pekerja
Kasta Pekerja dapat
disebut sebagai “inti koloni rayap”, karena sekitar 80-90% anggota koloni rayap
terdiri dari kasta pekerja. Tugas mereka mencari dan menyimpan makanan, merawat
induk dan larva, membangun dan memperbaiki sarang. Rayap pekerja memiliki
aktivitas paling tinggi baik di dalam sarang maupun di luar sarang. Rayap
inilah yang menyebabkan kerusakan jenis tanaman, kayu, mebel, dan bahan
berselulosa lainnya.
Kasta pekerja umumnya
berwarna pucat dengan kutikula hanya sedikit mengalami penebalan sehingga tampak
menyerupai nimfa. Umur kasta pekerja dapat mencapai 19 - 24 bulan.
b.
Kasta
Prajurit
Gambar 2.2 : Kasta Prajurit
Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar karena penebalan
(sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh dalam rangka tugasnya
mempertahankan kelangsungan hidup koloninya. Kasta ini bertugas
menjaga sarang dan keseluruhan koloni. Rayap jenis ini memiliki rahang yang
besar sehingga mereka tidak bisa makan sendiri, mereka bergantung pada rayap
pekerja untuk menyuapi mereka makanan. Berdasarkan bentuk dari kasta
prajuritnya, rayap dapat dibedakan atas 2 kelompok, yaitu Tipe Mandibulate dan Tipe Nasuti. Pada tipe mandibulate
prajurit-prajurit mempunyai rahang (mandibel) yang kuat dan besar tanpa rostum,
sedangkan tipe nasuti mempunyai rostum yang panjang tapi mandibelnya kecil.
Rayap prajurit mampu
menyerang musuh dengan mandibel yang dapat menusuk, mengiris, dan menjepit.
Kasta prajurit dari spesies Coptotermes dapat
menyemprotkan cairan berwarna putih susu dari lubang kecil pada kepalanya
(frontal gland), yang bersifat racun bagi musuh alami. Rayap prajurit dan rayap
pekerja sama-sama tidak memiliki mata dan biasanya hidup maksimal dua
tahun
c.
Kasta
Reproduktif (Laron/Alates)
Gambar 2.3 : Kasta reproduktif
(Laton\Alates)
Rayap reproduksi
(Laron/Alates) memiliki mata yang tidak dimiliki oleh rayap pekerja atau rayap
prajurit. Rayap-rayap ini mempunyai sayap yang diperlukan untuk berpindah
tempat untuk membangun koloni baru, dua pasang sayap dengan ukuran sama akan
muncul dari punggung mereka. Karena hal inilah rayap diklasifikasikan dalam
ordo Isoptera ( iso = sama dan pteron = sayap).
Laron adalah calon raja
dan ratu koloni baru nantinya. Sayap mereka sangat rapuh dan akan segera rontok
begitu mereka telah menemukan pasangan dan mencari tempat untuk membangun
koloni baru. Jika telah menjadi ratu, tubuh laron betina akan mengalami
obesitas, karena tujuan hidupnya hingga mati adalah bertelur untuk koloni.
Ratu rayap dapat
memproduksi telur setiap tiga detik, siang dan malam sekitar 30.000 telur
setiap harinya. Ratu rayap merupakan serangga dengan umur terpanjang di
dunia, karena dapat hidup 15-25 tahun pada kondisi ideal. Kebanyakan serangga
hanya hidup dalaman hitungan bulan atau hari, bahkan lalat capung (mayfly)
yang merupakan serangga dengan umur terpendek di dunia hanya hidup dalam
hitungan jam.
Perkembangan hidup
rayap sebagian besar diatur dalam koloni dan terisolir dari pengaruh nimfa
sesuai dengan kebutuhan koloni. Biasanya koloni yang sedang bertumbuh subur
memiliki pekerja yang sangat banyak dengan jumlah prajurit yang sedikit (kurang
lebih 2-4 persen). Sedangkan koloni yang mengalami banyak gangguan, misalnya
karena terdapat banyak semut disekitarnya akan membentuk lebih banyak prajurit
(7-10 persen), karena diperlukan untuk mempertahankan sarang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode
Penelitian
Adapun metode yang digunakan
dalam teknik
penyusunan karya tulis ini,tepatnya
selama penulis melakukan penelitian, yaitu :
3.1.1
Metode Observasi
Metode observasi atau
pengamatan adalah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data, bisa dengan
wawancara langsung, bisa dengan pengamatan ke obyek dari percobaan yang
dilakukan atau pada obyek survei. Metode ini harus ditetapkan menggunakan apa
yang paling tepat untuk sebuah penelitian atau survei suatu obyek masalah yang
akan ditulis atau diteliti.
3.1.2 Metode Literatur
Study
literature (kajian pustaka) merupakan penelusuran literatur yang bersumber dari
buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan
untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan penelitian. Salah
satu sumber acuan di mana peneliti dapat menggunakannya sebagai penunjuk
informasi dalam menelusuri bahan bacaan adalah dengan menggunakan buku
referensi.
3.2 Instrumen Penelitian
Dalam
proses penelitian penulis membutuhkan sampel dan bahan yang dibutuhkan
diantaranya, yaitu :
3.2.1 Sampel
Dari populasi beribu – ribu hewan laron, yang
diambil hanya sebagian saja.
3.2.2
Alat dan Bahan
a.Alat
tulis
b.
Lampu
c.
Buku tulis
d.
Stopwacth
e.
Kamera digital
f.
Tanah
g.
Alat yang diperlukan
3.3
Waktu
Penelitian
Waktu
penelitian :Rabu - sabtu, 7 -10
Desember 2016
Tempat
penelitian :1. Halaman depan rumah
2. Halaman SMAN 2 Sumedang
3.4 Langkah Kerja
Langkah – langkah penulis melakukan penulisan
penelitian:
1.
Menentukan jadwal untuk melihat
perkembangan dan pertumbuhan
laron
2.
Mengamati gerak hewan laron
3.
Menghitung waktu lamanya hewan laron
terhadap pengaruh cahaya lampu hingga jatuh
4.
Mencatat waktu yang diperlukan hewan laron
terhadap pengaruh cahaya lampu hingga jatuh
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pertumbuhan Laron Saat Musim Penghujan
Ketika
hujan turun, air hujan membasahi tanah dan membuatnya menjadi lembab. Karena
udara di dalam tanah menjadi lembab, maka rayap-rayap bersayap alias laron
beterbangan keluar mencari cahaya dan kehangatan. Laron-laron ini punya misi
untuk mencari pasangannya.
4.1.2 Pertumbuhan Laron Terhadap Pengaruh Cahaya Lampu
Laron ini, akan keluar
dari sarang mereka secara bergerombol dari dalam tanah ketika suhu udara
menjadi lembab. Yang menjadi tujuan laron keluar, dari sarang di dalam tanahnya
adalah untuk mencari sumber cahaya atau lampu dan untuk menghindari kondisi
udara di dalam tanah yang lembab. Selain itu, laron juga mencari sumber cahaya
untuk melakukan perkembangbiakan.
Tabel penelitian lamanya pertumbuhan laron terhadap
pengaruh cahaya lampu, tepatnya pada malam hari.
percobaan
|
Waktu
|
Laron pertama
|
59 menit 8 detik
|
Laron kedua
|
58 menit 59 detik
|
Laron ketiga
|
58 menit 53 detik
|
Rata – rata 59 menit
|
4.1.3 Hukum Memakan Laron Menurut Ajaran Islam
Tentang laron itu
sendiri. pertama-tama harus dilihat dulu penjelasan dari nash Al-Quran dan
Al-Hadits sebagai sumber
hukum yang pertama dan utama dalam Islam. Lalu menelaah keterangan dan
pembahasan dari para ulama, mengenai binatang laron itu.
Dalam hal laron ada
ulama yang mengqiyaskannya (menganalogikannya) dengan belalang karena struktur
tubuhnya yang mirip, sementara belalang sudah jelas kehalalannya menurut Hadits
Nabi SAW. Mengenai serangga, mayoritas ulama menyatakan bahwasanya serangga
yang darahnya tidak mengalir “Maa laa daama lahu sailun” maka hukumnya suci.
Namun apabila untuk dikonsumsi, ulama berbeda pendapat, sebagian membolehkannya
dan sebagian lagi mengharamkannya.
4.2 Pembahasan
Musim hujan bisa
dikatakan menjadi momen munculnya hewan-hewan tertentu, salah satunya laron.
Laron biasanya muncul di musim hujan dan mengerumuni lampu atau cahaya. Mungkin
tidak semua
orang tahu kalau laron sebenarnya merupakan hewan yang sama dengan rayap. Laron
merupakan fase dewasa dari kasta reproduktif rayap. Habitat rayap ada di dalam
tanah, hewan ini termasuk hewan sosial yang hidupnya beramai-ramai dan
membentuk koloni. Dalam dunia rayap, ada yang namanya kasta. Ada kasta
reproduktif, kasta prajurit, dan kasta pekerja. Hampir sama seperti semut,
dalam koloni rayap juga ada raja dan ratu rayap.
Ketika hujan turun, air
hujan membasahi tanah dan membuatnya menjadi lembab. Karena udara di dalam
tanah menjadi lembab, maka rayap-rayap bersayap alias laron beterbangan keluar
mencari cahaya dan kehangatan. Laron-laron ini punya misi untuk mencari pasangannya.
Nah, jika mereka berhasil menemukan pasangannya, maka sayap mereka akan lepas
karena sudah tidak dibutuhkan lagi kemudian mereka akan menuju lubang tanah
untuk berbulan madu. Pasangan laron ini akan membentuk koloni baru dan mereka
menjadi raja dan ratu laron dalam koloni tersebut. Sedangkan yang gagal
menemukan pasangannya di kerumunan cahaya lampu itu, akan segera mati ketika
fajar menyingsing. Laron memang memiliki umur yang sangat pendek. Laron hanya
berumur kurang lebih satu hari untuk mendapatkan pasangan kemudian melanjutkan
fase hidupnya.
Disetiap lampu atau
sumber cahaya pada waktu udara lembab pasti sekumpulan laron akan menggerombol
mengelilingi sumber cahaya tersebut, namun pada saat sumber cahaya atau lampu
dimatikan maka pada beberapa menit kemudian merka hilang tanpa sebab.
Yang menjadi tujuan
laron keluar, dari sarang di dalam tanahnya adalah untuk mencari sumber cahaya
atau lampu dan untuk menghindari kondisi udara di dalam tanah yang lembab.
Selain itu, laron juga mencari sumber cahaya untuk melakukan perkembangbiakan.
Tidak
cukup sampai disitu saja, ketika laron keluar secara bergerombol dari sarangnya
di dalam tanah, mereka akan berdesak - desakan dengan tujuan menjadikan sayap
mereka rapuh dan hampir patah. Saat koloni laron mengerubuni lampu, maka banyak
sayap itu yang terlepas ke bawah. Sehingga kita sering menjumpai ada banyak
sekali sayap - sayap laron dilantai rumah.
Di Negara tropis
seperti Indonesia terdapat dua musim, kemarau dan hujan. Di beberapa tempat
di Indonesia ketika musim hujan kadang
muncul banyak serangga laron. Sebagian penduduk desa pun memanfaatkannya
sebagai sumber pangan karena laron dianggap mengandung protein yang tinggi.
Kandungan gizi yang tinggi
dalam makanan tidak semata - mata menetapkan kehalalan makanan tersebut. Kalau
ia termasuk hewan yang diharamkan, maka tentu tidak boleh dimakan. Sehingga
karenanya, kalau dikonsumsi, walaupun dinyatakan memiliki kandungan gizi dan
protein yang tinggi, serta baik untuk kesehatan, tetap terlarang. Sebagai
muslim perlulah kita mengetahui kehalal-haramannya agar kita terhindar dari
makanan yang haram.Akan tetapi dalam hal ini berlaku kaidah yang bersifat umum
yaitu, apabila pengkonsumsiannya membahayakan manusia maka pengkonsumsiannya pun
dilarang.
Selanjutnya,
bagi orang yang awam, boleh saja menerima dan mengikuti pendapat dari para
kyai, pimpinan agama dan ulama yang dikenalnya secara perorangan. Dalam hal ini
tentu adalah ulama yang terpercaya dan diakui kredibilitasnya. Bukan hanya orang
yang mengaku-aku ulama, tanpa ada track-recordnya, rekam jejaknya yang terpercaya. Namun
pendapat dari orang yang lebih banyak, seperti ijma’ ulama, itu tentu
lebih baik lagi. Seperti untuk konteks kita di Indonesia adalah pendapat atau
fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama di Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia.
Itu tentu lebih layak untuk diterima.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan penjelasan diatas, tentang Pertumbuhan
dan Perkembangan Laron , maka penulis mengambil kesimpulan :
1. Laron atau yang dikenal sebagai White Ants,
akan keluar secara bergerombol dari dalam tanah pada saat udara terasa lembab.
selama musim hujan keadaan tanah menjadi lebih lembab daripada biasanya karena
tanah menjadi basah. Udara disekitarnya pun menjadi lembab.
2. Laron keluar secara
bergerombol dari tanah saat udara terasa lembab. Nah,
selama musim hujan, keadaan tanah menjadi basah. Udara disekitarnya pun menjadi
lembab. saat itulah, mereka akan keluar dan mencari cahaya,
dari cahaya lampu-lampu yang bersinar. Selain untuk menghindari udara
lembab, laron mencari cahaya terang untuk melakukan proses
perkembang biakan.
3. "Segala
sesuatu itu pada dasarnya mubah (boleh), kecuali ada dalil yang menghalalkan \ mengharamkannya.
Dengan demikian menurut syariah, laron termasuk kategori yang didiamkan". Lebih
jauh lagi Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat Drs. H. Sholahudin Al-Aiyubi,
MSi, menafsirkan bahwa hal-hal yang didiamkan berarti dimaafkan. "Artinya,
boleh atau halal hukumnya, kecuali kalau menjijikkan atau membahayakan,"
jelasnya.Ia menambahkan bahwa dalam hal ini berlaku kaidah hukum yang bersifat
umum. Jika bermanfaat dan membawa kebaikan, maka diperbolehkan. Begitu juga
sebaliknya, kalau berbahaya maka hukumnya menjadi haram.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan masalah yang ada diatas,
disarankan bagi pembaca agar bisa melakukan, sebagai berikut :
1. Diharapkan
kepada para pembaca sekalian, agar setelah memahami materi yang kami sampaikan
ini, pembaca dapat mengerti dan menambah ilmu serta wawasannya. Dengan
dibentuknya Karya Ilmiah ini kami berharap kita semua dapat lebih menghargai
seberapa pentingnya kehidupan laron
2.
makanlah
produk atau bahan yang telah jelas kehalalannya. Jangan yang macam-macam, atau neko-neko, yang tidak jelas atau
dianggap meragukan status kehalalannya. Karena makanan yang jelas halal itu
masih sangat banyak tersedia di sekitar kita. Mengapa malah menyibukkan diri
dengan yang meragukan, atau yang syubhat. Sebab dikhawatirkan, yang
syubhat itu akan mengakibatkan orang tergelincir pada yang haram.
3.
Walupun
kecil dan kehadirannya menyebalkan tetapi dapat berguna juga. Oleh karena itu jangan
memandang segala sesuatunya dari besar atau kecilnya, kita bisa melihat laron,
dia kecil dan menyebalkan tetapi dia berguna sebagai bahan makanan kita. Dan
yang terpenting Laron bisa menikmati hidupnya meskipun itu sungguh singkat.
DAFTAR PUSTAKA
http://dokterrayap.com/2014/09/06/siklus-hidup-rayap/
http://knowledgeandhistory.blogspot.co.id/2014/11/kenapa-laron-hanya-muncul-saat-musim.html
http://www.bukusekolah.org/2016/02/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan_18.html
http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/detil_page/48/2263
http://www.kamusq.com/2013/08/pertumbuhan-dan-perkembangan-adalah.html
http://www.wasiwa.com/2015/01/perhatikan-mengapa-laron-klas-insecta.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Rayap
L
A
M
P
I
R
A
N
hasil pertumbuhan laron terhadap cahaya lampu
hingga jatuh
Laron pada saat keluar dari lubang sarangnya
Laron saat melepaskan sayap dan jatuh ke lantai
Laron pada saat mengerumuni cahaya lampu
salah satu olahan makanan sebagai
sumber pangan
Laron mati ketika fajar menyingsing yang gagal
menemukan
pasangannya